BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan ekonomi memang menjadi pokok pembicaraan yang menarik, karena
berbicara masalah ekonomi berarti membicarakan suatu Negara bahkan kehidupan
kita sehari-hari tidak bisa terlepas dari kegiatan ekonomi. Maka dari itu Negara-negara di dunia berlomba-lomba
untuk meningkatkan perekonomian di negaranya, tidak terkecuali Negara kita
Indonesia. Dalam peningkatan perekonomian sudah pasti tidak akan terlepas dari
suatu syarat-syarat umum yang harus dipenuhi guna perekonomian dapat berkembang
dengan baik. Dalam mencapai syarat-syarat yang dibutuhkan guna menaikkan atau
mengembangkan suatu perekonomian itu tidaklah semudah membalik telapak tangan,
karena syarat-syarat ini sangatlah kompleks dan berkaitan satu dengan yang lain.
Maka dari itu perlu adanya pemahaman tentang syarat-syarat perkembangan
perekonomian agar perekonomian di suatu Negara khususnya Negara kita Indonesia dapat berkembang dengan baik, namun dalam
kenyataannya masih banyak warga Negara kita bahkan pelaku kegiatan ekonomi itu
sendiri yang belum mengetahui tentang syarat-syarat umum perkembangan
perekonomian yang akhirnya mengakibatkan perekonomian kita belum mengalami
perkembangan yang berarti.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:
- Apa yang dimaksud Indegenousforces?
- Apa saja mobilitas faktor-faktor produksi itu?
- Bagaimana akumulasi kapital itu terjadi?
- Apa saja kriteria dan arah investasi itu?
- Bagaimana hubungan antara penyerapan kapital dengan stabilitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
INDEGENOUS FORCES
(Kekuatan Dari Dalam Untuk Berkembang )
Yang dimaksud
dengan kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat itu sendiri untuk berkembang. Ini sangat
penting untuk terjadinnya perkembangan. Jadi harus ada kehendak untuk menaikan
tingkat hidup masyarakat tersebut. Kekuatan-kekuatan
yang berasal dari luar masyarakat dapat mendorong dan
memberikan fasilitas-fasilitas pada kehendak
untuk berkembang, namun kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap, dan tidak
bisa menggantikan kekuatan-kekuatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Bantuan
luar negri belum tentu menjamin terus berkembangnya perekonomian tersebut. Pendeknya, sebelum kehendak untuk
berkembang maka dorongan-dorongan atau stimulasi-stimulasi dari luar tidak membawa banyak perkembangan. Lagi pula bantuan luar negri yang berupa
investasi asing akan cenderung
dimanfaatkan modalnya kearah sumber-sumber alam untuk pasar
dunia. Dan belum tentu hal ini
menguntungkan, masyarakat setempat. Karena
itu untuk menghindari hal-hal
yang merugikan, prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk perkembangan
harus tumbuh dari dalam masyarakat itu sendiri.
B.
MOBILITAS
FAKTOR FAKTOR PRODUKSI
Ketidaksempurnaan
pasar (Market Inperections)
akan sangat membatasi penggeseran factor-factor
produksi dari penggunaan yang lebih produktif. Untuk mengatasi ini maka market
inperection harus
ditiadakan, sehingga factor-factor pruduksi dapat
digunakan sepenuhnya. Adapun caranya yaitu:
1.
Mengganti bentuk bentuk organisai social
dan ekonomi
2.
Memberikan kesempatan-kesempatan untuk menaikan produktifitas pada tinkat
teknik yang ada
3.
Peningkatan teknologi
4.
Penjualan produk dan
pasar capital diperluas
5.
Keadaan monopoli harus dikurangi
Jadi harus ada pengarahan pada penggunaan semua
sumber-sumber produksi secara efisien. Untuk perkembangan
ekonomi perlu menepatkan usaha usaha dan
capital dalam tiga bentuk:
1.
Menaikan jumlah barang kapital.
2.
Menaikan
kualitas penduduk sebagai produsen.
3.
Menaikan
tingkat usaha produktif.
C.
AKUMULASI KAPITAL
Akumulasi kapital adalah salah satu faktor penting
bagi pertumbuhan ekonomi. Dan dapat terwujud dalam tabungan rill, sehingga
sumber uang yang semula tujuannya untuk konsumtif dapat diarahkan untuk tujuan
produktif. Perlu adanya mekanisme kredit, agar sumber uang tersebut bisa digunakan investor
terutama untuk membuat barang capital yang produktif. Yang mempengaruhi
mobilitas, alokasi capital dan dapat
menyalurkan tabungan investasi
produktif. Tanpa tambahan output akan
menyebabkan inflasi[2].
Jadi untuk perkembangan ekonomi tidak sekedar
menaikkan akan uang,akan tetapi juga menaikkan jumlah output riil. Kekurangan-kekurangan di bidang
teknik yang diperlukan tidak dapat di atasi hanya dengan menambah uang saja.
Yang diperlukan
adalah pembentukam capital rill tidak dalam bentuk uang. Yang diperlukan dalam mengukur banyaknya
kapital diantaranya :
1.
Perkiraan tingkat pertambahan penduduk
2.
Target kenaikan pendapatan rill perkapita
3.
Angka rasio pertambahan antara investasi dan output.
Intinya jika ingin menaikan pendapatan per kapita maka
juga harus menaikan akumulasi kapital. Maka dari itu investasi harus di
tingkatkan. Berikut ini merupakan cara-cara untuk menaikan tingkat investasi:
1.
Tingkat
tabungan dinaikan dengan membatasi konsumsi ,misalnya dengan menaikan tingkat
pajak ( tax rate ).
2.
Pemerintah
menjual obligasi
Negara. Dan jualan obligasi tersebut harus dengan syarat menarik agar ada yang
mau membelinya. Misalnya dengan tinggkat bunga yang tinggi.
3.
Pembatasan
import barang-barang konsumsi dan bila mungkin membatasi barang impor barang
capital.
4.
Dengan
inflasi, sebab inflasi
konsumsi secara riil berkurang dengan jumlah uang yang sama dan barang yang berkurang.
Tetapi cara tersebut sangat membahayakan bagi Negara yang berkembang karena
kerap kali inflasi tersebut menjadi sukar dikendalikan.
5.
Memindahkan
pengangguran tersembunyi dan sector pertanian ke sector industry dan jasa.
Kesulitanya ialah, tenaga kerja itu memerlukan latihan, perumahan dan fasilitas
lain.
6.
Dengan
mengadakan pinjaman luar negri.
7.
Memperluas
sector perdagangan luar negri menaikan terms of trade. Misalnya harga barang
ekspor naik, maka
kenaikan pendapatan dari export di investasikan di dalam negeri.
D.
KRITERIA DAN ARAH INVESTASI
Kriteria-kriteria
yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikan kapital antara lain:
1. Investasi harus
ditempatkan sedimikian rupa, sehingga memaksimalkan perbandingan antara output dengan capital ( COR
Terendah )
2. Proyek-proyek
yang dipilih harus memberikan perbandingan yang maksimal dari pada penggunaan
tenaga kerja terhadap investasinya ( produktivitas tenaga kerja yang
tinggi )
3. Investasi
hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan dalam neraca pembayaran sehingga akan
memaksimalkan perbandingan antara ekspor dan investasi.
Penggunaan syarat-syarat ini
teryata tidak mudah. Oleh karena itu kriteria “Produktivitas social marginal”
ditafsirkan sesuai dengan perubahan-perubahan faktor tersebut yang biasanya
akan menimbulkan perbedaan pendapat.[3]
Untuk itu,maka beberapa
faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pendapatan Per Kapita
Tipe investasi produksi, misalnya
terdapat proyek-proyek disektor pertanian dimana dibutuhkan tenaga kerja yang
banyak. Investasi ini akan menaikkan pendapatan disektor tersebut, tetapi jika
kenaikkan jumlah penduduk dan pendapatan sama tingginya maka pendapatan
perkapita akan kembali ketingkat semula.
- Pendapatan Nasional
Kenaikkan pendapatan nasional belum tentu
menguntungkan masyarakat seluruhnya, karena mungkin pendapatan tersebut hanya
diterima atau hanya dapat dinikmati oleh beberapa golongan saja. Untuk itu agar pendapatan nasional dapat meningkat
maka tidak hanya memperhatikan pendapatan perkapita saja, tetapi juga harus memperhatikan distribusi
pendapatanya .
- Faktor waktu
Pertimbangan-pertimbangan mengenai waktu juga sangat
menentukan keberhasilan
investasi. Karena mungkin
untuk waktu 5 tahun kedepan investasi yang paling menguntungkan adalah produksi
tekstil namun mungkin 10 tahun kedepan belum tentu investai industri tekstil
ini menguntungkan.
- Kepentingan masyarakat
Pertimbangan-pertimbangan mengenai kebutuhan-kebutuhan
masyarakat yang paling mendesak itu menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam investasi .
- Unsur Pasar
Investasi tidak hanya ditekankan pada produksi
saja,teapi juga mengenai pasar produksi tersebut. Meskipun investasi efisien, tetapi apabila pasar atau unsur, pasar kurang
diperhatikan maka investor akan mengalami kegagalan.
- Titik Pertumbuhan
Investasi sebaiknya pada diarahkan pada titik
pertumbuh”growing point”. Biasanya “growing point” banyak
membutuhkan capital dan mempunyai pasar yang luas karena ada keuntungan
eksternal .
Awalnya titik pertumbuhan ini dikemukakan oleh Rostow
dengan istilah dengan sector pertumbuhan primer. Rostow menyarankan supaya
sektor yang sedang berkembang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Sektor Primer yang Menyebabkan Pertumbuhan.
b. Sektor
pelengkap.
c. Sektor
pertumbuhan sebagai akibat lanjutan yaitu perkembangan yang didorong oleh
pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan.
- Pertumbuhan Seimbang
Menurut Baldwin dan Merier menyatakan bahwa investasi
pada titik pertumbuhan juga harus memperhatikan 2 pertimbangan yaitu :
a. Kriteria neraca
pembayaran dan kriteria
produktivitas. Hal ini
disebabkan karena adanya anggapan bahwa negara berkembang sering mengalami kesulitan
dalan neraca pembayaran. Sehingga
investasi itu seharusnya mengarah pada perbaikan neraca pembayaran dan
peningkatan produktivitas.
b. Pertumbuhan seimbang. Arah investasi seharusnya kesemua sector karena sector-sektor tersebut saling bergantung dan
saling melengkapi.
- Teknik Produksi
Jika pasar telah cukup luas maka teknik produksi yang
digunakan dapat bersifat padat modal dan padat karya. Dari kedua kemungkinan
tersebut dapat menimbulkan beberapa pendapat. Namun, dari beberapa pendapat
tersebut ada salah satu yang berpendapat bahwa kedua kemungkinan tersebut dapat
digunakan dan pokoknya dapat menghasilkan suatu output tersebut dengan biaya
serendah-rendahnya. Jadi dimana tenaga kerja banyak tersedia dan lebih murah
dari pada mnggunakkan alat-alat kapital maka sebaiknya menggunakan teknik produksi dengan padat modal dan
sebaliknya dapat menggunakan teknik produksi padat karya .
Apabila
kedua investasi (padat karya dan padat modal) akan menaikkan produksi nasional
dalam jumlah yang sama maka :
a. Dari sudut distribusi pendapatan,
Proyek yang memakai metode padat karya lebih baik karena dapat menaikkan
tingkat pendapatan sebagian besar orang yang berpenghasilan rendah.
b. Dari sudut pendapatan perkapita, Proyek
padat modal disektor pertanian akan lebih baik karena dapat meningkatkan
pendapatan perkapita .
Jadi kriteria-kriteria ini sangat tergantung pada
tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang luas.
E. PENYERAPAN
KAPITAL DAN STABILITAS
Batas kemampuan
penyerapan kapital (capital absorptial capacity). Kapasitas ini ditentukan oleh
dua hal yaitu satu pihak ditentukan oleh adanya atau tersedianya faktor-faktor
produksi komplementer yang bekerja sama dengan capital dan di lain pihak oleh syarat-syarat yang diperlukan
untuk menghindari inflasi dan untuk mempertahankan keseimbangan Neraca
Pembayaran Internasional[4].
Keterbatasan
kapasitas untuk untuk menyerap kapital di negara sedang berkembang disebabkan
oleh:
1.
Kurangnya teknologi
2. Kurangnya tenaga
ahli
3. Kurangnya
mobilitas faktor produksi
Apabila
akumulasi kapital bertambah dengan cepat, maka tindakan yang diperlukan ialah
mencoba menaikan tersedianya faktor-faktor produk lain yang berkerjasama dengan
kapital. Penyerapan kapital juga dipengaruhi oleh masa perkembangan perekonomian.
Variasinya sebagai berikut:
- Kalau akumulasi kapital melebihi kemampuan penyerapan, seperti yang terjadi di negara sedang berkembang, setiap tambahan investasi bahkan cenderung menimbulkan inflasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sangat berbahaya untuk membiaya investasi dengan cara inflasi, karena:
a. Tabungan
sukarela tak banyak tercipta,
b. Pinjaman jangka
panjang kurang tersedia,
c. Menyebabkan
investasi yang salah arah,
d. Efisiensi
produksi berkurang,
e. Menyebabkan
adanya alokasi yang salah terhadap factor-faktor produksi.
- Kalau akumulasi kapital lebih kecil daripada kemampuan negara untuk menyerap kapital, maka akan timbul kesulitan-kesuliatan terutama dibidang neraca pembayaran karena Negara-negara tersebut sangat membutuhkan devisa untuk impor barang-barang yang diperlukan.
F.
NILAI DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG ADA
Perkembangan ekonomi dapat melaju cepat bila
diciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, cara/metode-metode
produksi baru, demikian pula harus ada perubahan lembaga-lembaga yang ada dalam
masyarakat. Harus disadari bahwa manusia dapat menguasai alam. Alam harus
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang lebih baik dan tujuan ini
haruslah merupakan bagian dari kebudayaan manusia.
Dalam mengubah adat istiadat atau cara hidup lama
haruslah berhati-hati sebab setiap ada perubahan harus selekasnya
dikompensasi dengan hasil yang lebih baik. Mula-mula cara dan kebiasaan makanan
yang harus diubah, kemudian bagaimana cara mengubahnya, misalnya dengan
pendidikan dan demonstrasi-demonstrasi visual dan hal ini harus dilakukan dengan
hati-hati, sebab kemakmuran ekonomi itu hanyalah sebagian saja dari kemakmuran
sosial.
Untuk menggunakan mesin-mesin yang kompleks,
dibutuhkan orang yang kreatif, dan berpengetahuan umum. Jadi cara hidup yang
lama harus ditinggalkan dan diganti dengan yang baru dan disesuaikan kebutuhan.
Anak-anak pada usia muda dididik hingga dapat membuka pikiran dan kemudian
diharapkan dapat menemukan hal-hal baru yang dapat menaikkan produktivitas,
sehingga mereka menjadi inovator dan wiraswasta.
Wiraswasta yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi
harus mempunyai sifat-sifat berikut:
1.
Memiliki kemampuan untuk mengenal
kesempatan-kesempatan dalam pasar
2.
Memiliki kemampuan mengambil tindakan-tindakan
alternative misalnya apabila
cara yang sayu gagal, maka harus dapat cepat menggunakan cara yang lain.
3.
Memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan
elemen-elemen secara rasional dalam keputusan-keputusannya.
Jadi, wiraswasta harus dapat berdiri sendiri atau
percaya pada diri sendiri dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dan
bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya. Di negara sedang berkembang
perlu diciptakan dorongan-dorongan untuk menggairahkan motif-motif wiraswasta
ini. Persoalannya bukan sejauh mana perubahan ekonomi itu dapat dilakukan,
tetapi sejauh mana perubahan-perubahan kebudayaan itu dapat diterima oleh
penduduk dan berapa kecepatannya sehingga perkembangan ekonomi dapat
dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat sendiri untuk berkembang.
- Kriteria-kriteria yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikkan capital antara lain:
a.
Investasi harus ditempatkan sedimikian rupa .
b.
Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan
dalam neraca pembayaran
c.
Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan
yang maksimal dari pada penggunaan tenaga kerja terhadap investasinya
- Faktor-fakor yang harus diperhatikan dalam menentukan kriterian dalam pengalokasian investasi antara lain:
a.
Pendapatan perkapita,
b.
Pendapatan nasional,
c.
Faktor waktu,
d.
Kepentingan masyarakat,
e.
Unsur pasar,
f.
Titik pertumbuhan,
g.
Pertumbuhan seimbang, dan
h.
Teknik produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan dan Suparmoko.1992. Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta
Martono, Trisno. 2008. Ekonomi Pembangunan. Surakarta:UNS Press
[1] https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/15/syarat-syarat-umum-perkembangan-ekonomi-makalah-ekonomi-pembangunan/. Diakses pada tanggal 08/04/2016
[3] https://superkurnia.wordpress.com/2014/11/19/syarat-syarat-umum-perkembangan-ekonomi.
Diakses pada tanggal 08/04/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar