Minggu, 06 November 2016

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Perkembangan ekonomi memang menjadi pokok pembicaraan yang menarik, karena berbicara masalah ekonomi berarti membicarakan suatu Negara bahkan kehidupan kita sehari-hari tidak bisa terlepas dari kegiatan ekonomi. Maka dari itu Negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomian di negaranya, tidak terkecuali Negara kita Indonesia. Dalam peningkatan perekonomian sudah pasti tidak akan terlepas dari suatu syarat-syarat umum yang harus dipenuhi guna perekonomian dapat berkembang dengan baik. Dalam mencapai syarat-syarat yang dibutuhkan guna menaikkan atau mengembangkan suatu perekonomian itu tidaklah semudah membalik telapak tangan, karena syarat-syarat ini sangatlah kompleks dan berkaitan satu dengan yang lain. Maka dari itu perlu adanya pemahaman tentang syarat-syarat perkembangan perekonomian agar perekonomian di suatu Negara khususnya Negara kita Indonesia dapat berkembang dengan baik, namun dalam kenyataannya masih banyak warga Negara kita bahkan pelaku kegiatan ekonomi itu sendiri yang belum mengetahui tentang syarat-syarat umum perkembangan perekonomian yang akhirnya mengakibatkan perekonomian kita belum mengalami perkembangan yang berarti.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan  makalah ini antara lain:
  1. Apa yang dimaksud Indegenousforces?
  2. Apa saja mobilitas faktor-faktor produksi itu?
  3. Bagaimana akumulasi kapital itu terjadi?
  4. Apa saja kriteria dan arah investasi itu?
  5. Bagaimana hubungan antara penyerapan kapital dengan stabilitas?





BAB II
PEMBAHASAN
A.      INDEGENOUS FORCES  (Kekuatan Dari Dalam Untuk Berkembang )
  Yang dimaksud dengan kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat  itu sendiri untuk berkembang. Ini sangat penting untuk terjadinnya perkembangan. Jadi harus ada kehendak untuk menaikan tingkat hidup masyarakat tersebut. Kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar masyarakat  dapat mendorong dan memberikan fasilitas-fasilitas  pada kehendak untuk berkembang, namun kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap, dan tidak bisa menggantikan kekuatan-kekuatan yang  berasal dari masyarakat itu sendiri. Bantuan luar negri belum tentu menjamin terus berkembangnya perekonomian tersebut. Pendeknya, sebelum kehendak untuk berkembang  maka dorongan-dorongan atau stimulasi-stimulasi dari luar  tidak membawa banyak perkembangan.  Lagi pula bantuan luar negri yang berupa investasi  asing akan cenderung dimanfaatkan modalnya  kearah sumber-sumber alam untuk pasar dunia.  Dan belum tentu hal ini menguntungkan, masyarakat setempat. Karena itu untuk menghindari hal-hal yang merugikan, prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk perkembangan harus tumbuh dari dalam masyarakat itu sendiri.

B.       MOBILITAS  FAKTOR FAKTOR PRODUKSI
Ketidaksempurnaan pasar (Market Inperections) akan sangat membatasi penggeseran factor-factor produksi dari penggunaan yang lebih produktif. Untuk mengatasi ini maka market inperection harus ditiadakan, sehingga  factor-factor pruduksi dapat digunakan  sepenuhnya. Adapun caranya yaitu:
1.                            Mengganti bentuk bentuk organisai social dan ekonomi
2.    Memberikan kesempatan-kesempatan  untuk menaikan produktifitas pada tinkat teknik yang ada
3.                            Peningkatan teknologi
4.                            Penjualan produk dan pasar capital diperluas
5.                            Keadaan monopoli harus dikurangi
6.                            Kredit dipermudah bagi petani dan pedagang kecil.[1]
Jadi harus ada pengarahan pada penggunaan semua sumber-sumber produksi secara efisien. Untuk perkembangan ekonomi perlu menepatkan usaha usaha  dan capital dalam tiga bentuk:
1.                            Menaikan jumlah barang kapital.
2.                            Menaikan  kualitas penduduk sebagai produsen.
3.                            Menaikan  tingkat usaha produktif.
C.      AKUMULASI KAPITAL
  Akumulasi kapital adalah salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dan dapat terwujud dalam tabungan rill, sehingga sumber uang yang semula tujuannya untuk konsumtif dapat diarahkan untuk tujuan produktif. Perlu adanya mekanisme kredit, agar sumber uang tersebut bisa digunakan investor terutama untuk membuat barang capital yang produktif. Yang mempengaruhi mobilitas, alokasi capital dan dapat menyalurkan  tabungan investasi produktif.  Tanpa tambahan output akan menyebabkan inflasi[2].
  Jadi untuk perkembangan ekonomi tidak sekedar menaikkan akan uang,akan tetapi juga menaikkan jumlah output riil. Kekurangan-kekurangan di bidang teknik yang diperlukan tidak dapat di atasi hanya dengan menambah uang saja. Yang diperlukan adalah pembentukam capital rill tidak dalam bentuk uang. Yang diperlukan dalam mengukur banyaknya kapital diantaranya :
1.                            Perkiraan tingkat pertambahan penduduk
2.                            Target kenaikan pendapatan rill perkapita
3.                            Angka rasio pertambahan  antara investasi dan output.
Intinya jika ingin menaikan pendapatan per kapita maka juga harus menaikan akumulasi kapital. Maka dari itu investasi harus di tingkatkan. Berikut ini merupakan cara-cara untuk menaikan tingkat investasi:
1.    Tingkat tabungan dinaikan dengan membatasi konsumsi ,misalnya dengan menaikan tingkat pajak ( tax rate ).
2.    Pemerintah menjual obligasi Negara. Dan jualan obligasi tersebut harus dengan syarat menarik agar ada yang mau membelinya. Misalnya dengan tinggkat bunga yang tinggi.
3.    Pembatasan import barang-barang konsumsi dan bila mungkin membatasi barang impor barang capital.
4.    Dengan inflasi, sebab inflasi konsumsi secara riil berkurang dengan jumlah uang yang sama dan barang yang berkurang. Tetapi cara tersebut sangat membahayakan bagi Negara yang berkembang karena kerap kali inflasi tersebut menjadi sukar dikendalikan.
5.    Memindahkan pengangguran tersembunyi dan sector pertanian ke sector industry dan jasa. Kesulitanya ialah, tenaga kerja itu memerlukan latihan, perumahan dan fasilitas lain.
6.    Dengan mengadakan pinjaman luar negri.
7.    Memperluas sector perdagangan luar negri menaikan terms of trade. Misalnya harga barang ekspor naik, maka kenaikan pendapatan dari export di investasikan di dalam negeri.

D.      KRITERIA DAN ARAH INVESTASI
Kriteria-kriteria yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikan kapital antara lain:
1.    Investasi harus ditempatkan sedimikian rupa, sehingga memaksimalkan perbandingan antara output dengan capital ( COR Terendah )
2.    Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang maksimal dari pada penggunaan tenaga kerja terhadap investasinya ( produktivitas tenaga kerja yang tinggi )
3.    Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan dalam neraca pembayaran sehingga akan memaksimalkan perbandingan antara ekspor dan investasi.
Penggunaan syarat-syarat ini teryata tidak mudah. Oleh karena itu kriteria “Produktivitas social marginal” ditafsirkan sesuai dengan perubahan-perubahan faktor tersebut yang biasanya akan menimbulkan perbedaan pendapat.[3]
Untuk itu,maka beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:
1.    Pendapatan Per Kapita
         Tipe investasi produksi, misalnya terdapat proyek-proyek disektor pertanian dimana dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Investasi ini akan menaikkan pendapatan disektor tersebut, tetapi jika kenaikkan jumlah penduduk dan pendapatan sama tingginya maka pendapatan perkapita akan kembali ketingkat semula.
  1. Pendapatan Nasional
            Kenaikkan pendapatan nasional belum tentu menguntungkan masyarakat seluruhnya, karena mungkin pendapatan tersebut hanya diterima atau hanya dapat dinikmati oleh beberapa golongan saja. Untuk itu agar pendapatan nasional dapat meningkat maka tidak hanya memperhatikan pendapatan perkapita saja, tetapi juga harus memperhatikan distribusi pendapatanya .
  1. Faktor waktu
            Pertimbangan-pertimbangan mengenai waktu juga sangat menentukan keberhasilan investasi. Karena mungkin untuk waktu 5 tahun kedepan investasi yang paling menguntungkan adalah produksi tekstil namun mungkin 10 tahun kedepan belum tentu investai industri tekstil ini menguntungkan.
  1. Kepentingan masyarakat
            Pertimbangan-pertimbangan mengenai kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang paling mendesak itu menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam investasi .
  1. Unsur Pasar
            Investasi tidak hanya ditekankan pada produksi saja,teapi juga mengenai pasar produksi tersebut. Meskipun investasi efisien, tetapi apabila pasar atau unsur, pasar kurang diperhatikan maka investor akan mengalami kegagalan.
  1. Titik Pertumbuhan
            Investasi sebaiknya pada diarahkan pada titik pertumbuh”growing point”. Biasanya “growing point” banyak membutuhkan capital dan mempunyai pasar yang luas karena ada keuntungan eksternal .
            Awalnya titik pertumbuhan ini dikemukakan oleh Rostow dengan istilah dengan sector pertumbuhan primer. Rostow menyarankan supaya sektor yang sedang berkembang dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a.    Sektor Primer yang Menyebabkan Pertumbuhan.
b.    Sektor pelengkap.
c.    Sektor pertumbuhan sebagai akibat lanjutan yaitu perkembangan yang didorong oleh pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan.
  1. Pertumbuhan Seimbang
            Menurut Baldwin dan Merier menyatakan bahwa investasi pada titik pertumbuhan juga harus memperhatikan 2 pertimbangan yaitu :
a.    Kriteria neraca pembayaran dan kriteria produktivitas. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa negara berkembang sering mengalami kesulitan dalan neraca pembayaran. Sehingga investasi itu seharusnya mengarah pada perbaikan neraca pembayaran dan peningkatan produktivitas.
b.    Pertumbuhan seimbang. Arah investasi seharusnya kesemua sector karena sector-sektor tersebut saling bergantung dan saling melengkapi.
  1. Teknik Produksi
            Jika pasar telah cukup luas maka teknik produksi yang digunakan dapat bersifat padat modal dan padat karya. Dari kedua kemungkinan tersebut dapat menimbulkan beberapa pendapat. Namun, dari beberapa pendapat tersebut ada salah satu yang berpendapat bahwa kedua kemungkinan tersebut dapat digunakan dan pokoknya dapat menghasilkan suatu output tersebut dengan biaya serendah-rendahnya. Jadi dimana tenaga kerja banyak tersedia dan lebih murah dari pada mnggunakkan alat-alat kapital maka sebaiknya menggunakan teknik produksi dengan padat modal dan sebaliknya dapat menggunakan teknik produksi padat karya .
            Apabila kedua investasi (padat karya dan padat modal) akan menaikkan produksi nasional dalam jumlah yang sama maka :
a.    Dari sudut distribusi pendapatan, Proyek yang memakai metode padat karya lebih baik karena dapat menaikkan tingkat pendapatan sebagian besar orang yang berpenghasilan rendah.
b.    Dari sudut pendapatan perkapita, Proyek padat modal disektor pertanian akan lebih baik karena dapat meningkatkan pendapatan perkapita .
Jadi kriteria-kriteria ini sangat tergantung pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang luas.
E.       PENYERAPAN KAPITAL DAN STABILITAS
Batas kemampuan penyerapan kapital (capital absorptial capacity). Kapasitas ini ditentukan oleh dua hal yaitu satu pihak ditentukan oleh adanya atau tersedianya faktor-faktor produksi komplementer yang bekerja sama dengan capital dan di lain pihak oleh syarat-syarat yang diperlukan untuk menghindari inflasi dan untuk mempertahankan keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional[4].
Keterbatasan kapasitas untuk untuk menyerap kapital di negara sedang berkembang disebabkan oleh:
1.    Kurangnya teknologi
2.    Kurangnya tenaga ahli
3.    Kurangnya mobilitas faktor produksi
Apabila akumulasi kapital bertambah dengan cepat, maka tindakan yang diperlukan ialah mencoba menaikan tersedianya faktor-faktor produk lain yang berkerjasama dengan kapital. Penyerapan kapital juga dipengaruhi oleh masa perkembangan perekonomian. Variasinya sebagai berikut:
  1. Kalau akumulasi kapital melebihi kemampuan penyerapan, seperti yang terjadi di negara sedang berkembang, setiap tambahan investasi bahkan cenderung menimbulkan inflasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sangat berbahaya untuk membiaya investasi dengan cara inflasi, karena:
a.    Tabungan sukarela tak banyak tercipta,
b.    Pinjaman jangka panjang kurang tersedia,
c.    Menyebabkan investasi yang salah arah,
d.   Efisiensi produksi berkurang,
e.    Menyebabkan adanya alokasi yang salah terhadap factor-faktor produksi.
  1. Kalau akumulasi kapital lebih kecil daripada kemampuan negara untuk menyerap kapital, maka akan timbul kesulitan-kesuliatan terutama dibidang neraca pembayaran karena Negara-negara tersebut sangat membutuhkan devisa untuk impor barang-barang yang diperlukan.
F.        NILAI DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG ADA
  Perkembangan ekonomi dapat melaju cepat bila diciptakan kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, cara/metode-metode produksi baru, demikian pula harus ada perubahan lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat. Harus disadari bahwa  manusia dapat menguasai alam. Alam harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang lebih baik dan tujuan ini haruslah merupakan bagian dari kebudayaan manusia.
Dalam mengubah adat istiadat atau cara hidup lama haruslah berhati-hati sebab setiap ada perubahan  harus selekasnya dikompensasi dengan hasil yang lebih baik. Mula-mula cara dan kebiasaan makanan yang harus diubah, kemudian bagaimana cara mengubahnya, misalnya dengan pendidikan dan demonstrasi-demonstrasi visual dan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kemakmuran ekonomi itu hanyalah sebagian saja dari kemakmuran sosial.
Untuk menggunakan mesin-mesin yang kompleks, dibutuhkan orang yang kreatif, dan berpengetahuan umum. Jadi cara hidup yang lama harus ditinggalkan dan diganti dengan yang baru dan disesuaikan kebutuhan. Anak-anak pada usia muda dididik hingga dapat membuka pikiran dan kemudian diharapkan dapat menemukan hal-hal baru yang dapat menaikkan produktivitas, sehingga mereka menjadi inovator dan wiraswasta.
Wiraswasta yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi harus mempunyai sifat-sifat berikut:
1.    Memiliki kemampuan untuk mengenal kesempatan-kesempatan dalam pasar
2.    Memiliki kemampuan mengambil tindakan-tindakan alternative misalnya apabila cara yang sayu gagal, maka harus dapat cepat menggunakan cara yang lain.
3.    Memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen secara rasional dalam keputusan-keputusannya.
Jadi, wiraswasta harus dapat berdiri sendiri atau percaya pada diri sendiri dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dan bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya. Di negara sedang berkembang perlu diciptakan dorongan-dorongan untuk menggairahkan motif-motif wiraswasta ini. Persoalannya bukan sejauh mana perubahan ekonomi itu dapat dilakukan, tetapi sejauh mana perubahan-perubahan kebudayaan itu dapat diterima oleh penduduk dan berapa kecepatannya sehingga perkembangan ekonomi dapat dilaksanakan.






BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
  1. Kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat sendiri untuk berkembang.
  2. Kriteria-kriteria yang harus diperhatikkan dalam mengalokasikkan capital antara lain:
a.         Investasi harus ditempatkan sedimikian rupa .
b.         Investasi hendaknya mengurangi kesulitan-kesulitan dalam neraca pembayaran
c.         Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang maksimal dari pada penggunaan tenaga kerja terhadap investasinya
  1. Faktor-fakor yang harus diperhatikan dalam menentukan kriterian dalam pengalokasian investasi antara lain:
a.         Pendapatan perkapita,
b.         Pendapatan nasional,
c.         Faktor waktu,
d.        Kepentingan masyarakat,
e.         Unsur pasar,
f.          Titik pertumbuhan,
g.         Pertumbuhan seimbang, dan
h.         Teknik produksi.











DAFTAR PUSTAKA
Irawan dan Suparmoko.1992. Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta
Martono, Trisno. 2008. Ekonomi Pembangunan. Surakarta:UNS Press


[2] Irawan dan Suparmoko.1992. Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta. hlm 173

[4] Ibid hal 181

Tidak ada komentar:

Posting Komentar